Hijaunya rerumputan.
Biru nya langit impian
Indah akan jernihnya lelautan.
Kupandangimu sampai bosan, tapi sejujurnya, aku tak pernah bosan
Kuberlari mengitari
Kurasakan sejuknya embun di pagi hari
Ku hela nafas ini
Indahnya, nikmatnya, damainya hati ini
Ketika fajar bangkit dari persembunyianya
Seakan-akan mimpiku akan menjadi kenyataan.
Secercah nur menerobos kaca jendela
Menyadarkanku akan realita dunia
Tapi malang.
Saatku membuka mata.
Bukan harapan yang kudapatkan
Tapi petaka yang kutemukan
Kuanggap mungkin ini sebuah mimpi.
Kupejamkan mata ini.
Ku hela nafas ini
Lalu kubuka, kubuka kembali penglihatan ini.
Tapi, tapi, mengapa?
Mengapa semua ini tak hilang juga?
Mengapa mimpi buruk ini tak kunjung berakhir?
Dimana? Di mana semua angan yang selama ini kudamba?
Hijau dedaunan mengering dan mulai berguguran.
Birunya langit, terselimuti kabut hitam
Kemana perginya primadona ku?
Kenapa semua menjadi abu?
Mimpiku seketika hilang diterjang ombak
Tapi aku tak boleh terus meratapi.
Ku harus perbaiki semua ini
Ku harus selamatkan bumi tercinta
Walau nyawa taruhanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar